Tim menduga kapal ini merupakan kapal besar dengan panjang sekitar 50 meter.
Tim Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) menemukan 30 keping barang antik berupa kendi dan keramik di dekat lokasi tenggelamnya kapal, di perairan Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar Yosmeri, benda-benda ini diduga peninggalan abad ke-15.
“Sejauh ini tim KP3K yang menelusuri BMKT (benda berharga muatan kapal tenggelam) belum bisa mengangkat dan membongkar lambung kapal,” kata Yosmeri.
Hasil penelusuran sementara tim yang diterjunkan Kementerian Perikanan dan Kelauatan bersama arkeolog dari Kementerian Kebudayaan menyatakan barang-barang antik tersebut buatan China dan Vietnam. Tim tersebut juga menyimpulkan, kapal tua yang terseret tsunami Mentawai ini merupakan kapal dagang berbendera Belanda. Kapal dagang milik VOC ini diperkirakan karam di perairan Samudera Hindia saat berlayar.
Kapal kayu ini diduga merupakan kapal besar dengan panjang mencapai 50 meter. Hal ini berbeda dengan kesimpulan awal yang menyebutkan kapal ini hanya sepanjang 20 meter.
Diperkirakan masih banyak barang-barang antik yang tersimpan di lambung kapal yang belum bisa diangkat. Ombak besar serta buruknya cuaca dalam beberapa hari ini membuat penyelaman untuk mengetahui kondisi dalam kapal belum bisa dilakukan.
“Kondisi lapangan pun di luar dugaan, karena kondisi pulau berbeda dengan keadaan sebelum terjadi gempa dan tsunami,” kata Yosmeri. Pulau Sandiang yang menjadi lokasi penemuan kapal ini diperkirakan terangkat pascatsunami, 25 Oktober lalu, sehingga sulit untuk dilalui kapal. Bibir pantai bergeser ke tengah sekitar 400 meter sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Tim dari Jakarta akan melakukan penelitian ulang untuk mengangkat dan mencari barang-barang yang masih tersimpan di lambung kapal dalam waktu dekat. Sedangkan kendi dan keramik yang berhasil ditemukan kemarin telah dibawa ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
Kepala DKP Mentawai Edi Sukarni menambahkan pihaknya melakukan pengamanan di areal penemuan kapal. Penjagaan ini dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal ikan milik masyarakat setempat.
Penemuan sejumlah barang-barang kuno berada di laut dangkal yang tak jauh dari bibir pantai. “Barang-barang itu ditemukan di kedalaman 1-1,2 meter di dekat lokasi tenggelamnya kapal,” kata Edi.
Kapal kuno ini ditemukan nelayan Mentawai pasca gempa 7,2 Skala Richter yang diikuti tsunami setinggi 14-15 meter, Senin 25 Oktober 2010. Kapal kuno yang berisi keramik dan kendi-kendi khas China ini terseret arus bawah tsunami yang menurut peneliti berkecepatan 800 km/jam.
Hasil penelusuran sementara tim yang diterjunkan Kementerian Perikanan dan Kelauatan bersama arkeolog dari Kementerian Kebudayaan menyatakan barang-barang antik tersebut buatan China dan Vietnam. Tim tersebut juga menyimpulkan, kapal tua yang terseret tsunami Mentawai ini merupakan kapal dagang berbendera Belanda. Kapal dagang milik VOC ini diperkirakan karam di perairan Samudera Hindia saat berlayar.
Kapal kayu ini diduga merupakan kapal besar dengan panjang mencapai 50 meter. Hal ini berbeda dengan kesimpulan awal yang menyebutkan kapal ini hanya sepanjang 20 meter.
Diperkirakan masih banyak barang-barang antik yang tersimpan di lambung kapal yang belum bisa diangkat. Ombak besar serta buruknya cuaca dalam beberapa hari ini membuat penyelaman untuk mengetahui kondisi dalam kapal belum bisa dilakukan.
“Kondisi lapangan pun di luar dugaan, karena kondisi pulau berbeda dengan keadaan sebelum terjadi gempa dan tsunami,” kata Yosmeri. Pulau Sandiang yang menjadi lokasi penemuan kapal ini diperkirakan terangkat pascatsunami, 25 Oktober lalu, sehingga sulit untuk dilalui kapal. Bibir pantai bergeser ke tengah sekitar 400 meter sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Tim dari Jakarta akan melakukan penelitian ulang untuk mengangkat dan mencari barang-barang yang masih tersimpan di lambung kapal dalam waktu dekat. Sedangkan kendi dan keramik yang berhasil ditemukan kemarin telah dibawa ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
Kepala DKP Mentawai Edi Sukarni menambahkan pihaknya melakukan pengamanan di areal penemuan kapal. Penjagaan ini dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal ikan milik masyarakat setempat.
Penemuan sejumlah barang-barang kuno berada di laut dangkal yang tak jauh dari bibir pantai. “Barang-barang itu ditemukan di kedalaman 1-1,2 meter di dekat lokasi tenggelamnya kapal,” kata Edi.
Kapal kuno ini ditemukan nelayan Mentawai pasca gempa 7,2 Skala Richter yang diikuti tsunami setinggi 14-15 meter, Senin 25 Oktober 2010. Kapal kuno yang berisi keramik dan kendi-kendi khas China ini terseret arus bawah tsunami yang menurut peneliti berkecepatan 800 km/jam.
sumber http://nasional.vivanews.com/news/read/195242-kapal-kuno-mentawai-diduga-milik-voc
0 komentar:
Posting Komentar