Sultan Kosen (27 th). AP/Felipe Dana
Charlottesville- Pertumbuhan pria tertinggi di dunia akhirnya berhenti setelah memperoleh perawatan di University of Virginia (UVA) Medical Center, Amerika Serikat. Atas prestasinya, nama pusat perawatan kesehatan di Charlottesville itu pun disebut dalam Guinness World Records 2012.
Pada Mei 2010, Sultan Kosen, pria Turki yang memiliki tubuh setinggi 2,51 meter, berkunjung ke UVA untuk pertama kalinya dalam rangka menjalani perawatan dari ahli endokrinologi, Mary Lee Vance. Kosen menderita acromegaly, yang biasanya disebabkan tumor pada kelenjar pituitari.
Tumor itu menyebabkan produksi hormon pertumbuhan dalam jumlah besar, yang memicu terjadinya gigantisme jika hormon pertumbuhan berlebih itu diproduksi sebelum pubertas. Kondisi itu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. "Tulang rangkanya tidak dapat menyokong tubuhnya," kata Vance.
Di bawah perawatan Vance, Kosen menerima pengobatan baru yang dapat mengendalikan hormon pertumbuhan dan menghentikan pertumbuhan pria itu. Tumor pituitari Kosen telah menyebar ke otaknya, sehingga dokter tak bisa melakukan pembedahan terbuka dengan aman. Ahli bedah otak UVA, Jason Sheehan, memutuskan untuk melakukan bedah radiasi Gamma Knife pada Agustus 2010.
Bedah radiasi Gamma Knife adalah prosedur noninvasif dengan menyinari titik spesifik pada tubuh pasien dengan radiasi dosis besar yang dipandu oleh MRI. Dalam kasus ini, sinbar radiasi diarahkan pada tumor pituitari Kosen.
Tiga bulan lalu, dokter Kosen di Turki memberitahu dr Sheehan bahwa pertumbuhan orang tertinggi di dunia itu telah berhenti. "Pengobatan kami berhasil menghentikan produksi hormon yang berlebihan dan juga menghentikan pertumbuhan tumor itu," kata Sheehan.
Kabar itu menunjukkan bahwa perawatan UVA terbukti efektif. "Mengobati orang setinggi 2,5 meter tidak berbeda dengan mengobati orang setinggi 1,7 meter," kata Vance. "Yang penting adalah menghentikan produksi hormon tumbuh yang berlebihan."
Dr Sheehan mengatakan, "Jika dia terus tumbuh, hal itu akan membahayakan hidupnya."
Pada Mei 2010, Sultan Kosen, pria Turki yang memiliki tubuh setinggi 2,51 meter, berkunjung ke UVA untuk pertama kalinya dalam rangka menjalani perawatan dari ahli endokrinologi, Mary Lee Vance. Kosen menderita acromegaly, yang biasanya disebabkan tumor pada kelenjar pituitari.
Tumor itu menyebabkan produksi hormon pertumbuhan dalam jumlah besar, yang memicu terjadinya gigantisme jika hormon pertumbuhan berlebih itu diproduksi sebelum pubertas. Kondisi itu dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. "Tulang rangkanya tidak dapat menyokong tubuhnya," kata Vance.
Di bawah perawatan Vance, Kosen menerima pengobatan baru yang dapat mengendalikan hormon pertumbuhan dan menghentikan pertumbuhan pria itu. Tumor pituitari Kosen telah menyebar ke otaknya, sehingga dokter tak bisa melakukan pembedahan terbuka dengan aman. Ahli bedah otak UVA, Jason Sheehan, memutuskan untuk melakukan bedah radiasi Gamma Knife pada Agustus 2010.
Bedah radiasi Gamma Knife adalah prosedur noninvasif dengan menyinari titik spesifik pada tubuh pasien dengan radiasi dosis besar yang dipandu oleh MRI. Dalam kasus ini, sinbar radiasi diarahkan pada tumor pituitari Kosen.
Tiga bulan lalu, dokter Kosen di Turki memberitahu dr Sheehan bahwa pertumbuhan orang tertinggi di dunia itu telah berhenti. "Pengobatan kami berhasil menghentikan produksi hormon yang berlebihan dan juga menghentikan pertumbuhan tumor itu," kata Sheehan.
Kabar itu menunjukkan bahwa perawatan UVA terbukti efektif. "Mengobati orang setinggi 2,5 meter tidak berbeda dengan mengobati orang setinggi 1,7 meter," kata Vance. "Yang penting adalah menghentikan produksi hormon tumbuh yang berlebihan."
Dr Sheehan mengatakan, "Jika dia terus tumbuh, hal itu akan membahayakan hidupnya."
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/14/095390073/Pria-Tertinggi-di-Dunia-Berhenti-Tumbuh
0 komentar:
Posting Komentar